Sebuah Fiksi Ilmiah Karya Anak Negeri yang Wajib Dibaca!
Newt Project adalah nama sebuah proyek raksasa yang digawangi oleh
tujuh orang ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu. Proyek penelitian untuk
menghasilkan obat dan vaksin ini dibangun di atas pulau kecil di tengah
samudera Hindia yang bernama pulau Newton. Sebenarnya proyek ini
dibangun oleh
Pramono berangkat dari perasaan duka atas kematian
putranya, Newton. Proyek ini menuai masalah ketika salah satu manusia
klon yang dipakai sebagai kelinci percobaan kabur dari sana. Klon itu
kelak bernama Jessie, yang kabur untuk mencari kebenaran tentang
hidupnya, apakah terbatas dalam kubah-kubah Newt Project ataukah lebih
luas dari itu.
Tokoh sentral dalam novel ini bukanlah tujuh
ilmuwan itu tapi lima anak muda yang bernama Juli, Jena, Jessie, Joko,
dan Bumi. Meski demikian, kisah persahabatan dan percintaan penuh intrik
di antara sesama pentolan Newt itu sebenarnya membawa benang merah
untuk keseluruhan cerita dalam novel. Si kembar Juli dan Jena adalah
anak dari pemilik Newt Project yaitu Pramono, sedangkan Jessie adalah
klon dari Juli sehingga secara biologis dia adalah anak Pramono juga.
Joko dan Bumi adalah sepasang sahabat yang ‘tidak sengaja’ masuk dalam
misteri yang melingkupi kehidupan si kembar yang berawal dari raibnya
Maya, ibu mereka. Bumi mencintai Juli diam-diam, itu yang membuatnya
selalu berada dalam jarak aman dalam kehidupan Juli supaya tidak
kehilangan dia.
Kudeta yang dilakukan oleh Yanti, adik tiri
Pramono, malah membuat situasi internal Newt Project makin parah.
Puncaknya terjadi bertepatan dengan misi penyelamatan Juli di Pulau
Newton oleh kawan-kawan dan kembarannya karena diculik oleh orang-orang
Newt. Seluruh klon yang telah terinfeksi dengan parasit dari dome
Parasitologi milik Yanti, mengalami komplikasi parah yang menyebabkan
mereka menjadi zombie. Zombie-zombie itu saling serang bahkan menyerang
semua staf dan para pentolan Newt yang berada di Pulau Newton.
Kesembilan kubah raksasa di pulau itu hancur tak bersisa.
Itu
sedikit sinopsis dari novel Newt Project besutan Nene, penulis yang
lahir di Grobogan, Jawa Tengah. Sesuai dengan latar belakang
pendidikannya di Fakultas Biologi, Penulis menggunakan sains sebagai ide
dasar cerita, menjadikan novel ini murni bergenre Sains Fiksi. Pilihan
kata serta cara bercerita yang tidak bertele-tele membuat alurnya
bergulir cepat dan tidak membosankan. Meski alur dibuat maju mundur,
justru makin membuat pembaca diaduk emosinya, untuk segera tahu fakta
dan kejutan di akhir cerita.
Ending sengaja dibuat menggantung
karena Penulis berencana membuat sekuel dari novel ini. Pembaca
dibiarkan menebak, mengira-ngira apa yang akan terjadi setelah beberapa
tokoh mengalami kematian, dan yang lain berakhir bahagia. Apakah akan
bahagia seterusnya? Atau itu awal dari petualangan lain?
Pertanyaan
pun terus bergulir, ke mana sebenarnya Maya? Apakah benar Pramono
mengkloning anaknya, Newton? Kalau iya, di mana dia? Pesan moral yang
ingin disampaikan Penulis adalah: jika dirimu memiliki pengetahuan,
uang, kekuasaan dan kesempatan, jangan lantas disalah gunakan untuk
bermain menjadi Tuhan. ‘Mendapatkan’ dan ‘kehilangan’ adalah satu paket
yang harus dilalui semua manusia, tidak bisa menjadikan itu sebagai
alasan untuk melanggar bioetika dan hukum alam. Tentang cinta, Penulis
mencoba mengatakan bahwa memang bukan cinta namanya jika harus bertepuk
sebelah tangan, tapi cinta tak bisa dipaksakan. Cinta selalu murni,
jujur dan baik, tapi efeknya terhadap manusia adalah luar biasa. Senyawa
itu menjadi sumber energi maha dahsyat bagi mereka untuk melakukan
hal-hal yang tak terduga, untuk kejahatan atau kebaikan.
Bagi
mereka yang mencintai film dan novel bergenre sains fiksi, pasti tidak
akan kecewa setelah membaca buku ini. Imajinasi pembaca dibiarkan liar,
memvisualkan berbagai tempat, peristiwa dan ekspresi yang terjadi dalam
tiap sub bab yang dikemas menarik. Bagi mereka penyuka novel genre
lain, patut mencoba membaca buku ini untuk menemukan sudut pandang yang
baru tentang literasi karya anak bangsa. Tak kalah dengan penulis luar
negeri yang karya-karyanya diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar