Senin, 16 September 2013

Sebuah Fiksi Ilmiah Karya Anak Negeri yang Wajib Dibaca!

                                                                                 

Newt Project adalah nama sebuah proyek raksasa yang digawangi oleh tujuh orang ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu. Proyek penelitian untuk menghasilkan obat dan vaksin ini dibangun di atas pulau kecil di tengah samudera Hindia yang bernama pulau Newton. Sebenarnya proyek ini dibangun oleh
Pramono berangkat dari perasaan duka atas kematian putranya, Newton. Proyek ini menuai masalah ketika salah satu manusia klon yang dipakai sebagai kelinci percobaan kabur dari sana. Klon itu kelak bernama Jessie, yang kabur untuk mencari kebenaran tentang hidupnya, apakah terbatas dalam kubah-kubah Newt Project ataukah lebih luas dari itu.

Tokoh sentral dalam novel ini bukanlah tujuh ilmuwan itu tapi lima anak muda yang bernama Juli, Jena, Jessie, Joko, dan Bumi. Meski demikian, kisah persahabatan dan percintaan penuh intrik di antara sesama pentolan Newt itu sebenarnya membawa benang merah untuk keseluruhan cerita dalam novel. Si kembar Juli dan Jena adalah anak dari pemilik Newt Project yaitu Pramono, sedangkan Jessie adalah klon dari Juli sehingga secara biologis dia adalah anak Pramono juga. Joko dan Bumi adalah sepasang sahabat yang ‘tidak sengaja’ masuk dalam misteri yang melingkupi kehidupan si kembar yang berawal dari raibnya Maya, ibu mereka. Bumi mencintai Juli diam-diam, itu yang membuatnya selalu berada dalam jarak aman dalam kehidupan Juli supaya tidak kehilangan dia.

Kudeta yang dilakukan oleh Yanti, adik tiri Pramono, malah membuat situasi internal Newt Project makin parah. Puncaknya terjadi bertepatan dengan misi penyelamatan Juli di Pulau Newton oleh kawan-kawan dan kembarannya karena diculik oleh orang-orang Newt. Seluruh klon yang telah terinfeksi dengan parasit dari dome Parasitologi milik Yanti, mengalami komplikasi parah yang menyebabkan mereka menjadi zombie. Zombie-zombie itu saling serang bahkan menyerang semua staf dan para pentolan Newt yang berada di Pulau Newton. Kesembilan kubah raksasa di pulau itu hancur tak bersisa.

Itu sedikit sinopsis dari novel Newt Project besutan Nene, penulis yang lahir di Grobogan, Jawa Tengah. Sesuai dengan latar belakang pendidikannya di Fakultas Biologi, Penulis menggunakan sains sebagai ide dasar cerita, menjadikan novel ini murni bergenre Sains Fiksi. Pilihan kata serta cara bercerita yang tidak bertele-tele membuat alurnya bergulir cepat dan tidak membosankan. Meski alur dibuat maju mundur, justru makin membuat pembaca diaduk emosinya, untuk segera tahu fakta dan kejutan di akhir cerita.

Ending sengaja dibuat menggantung karena Penulis berencana membuat sekuel dari novel ini. Pembaca dibiarkan menebak, mengira-ngira apa yang akan terjadi setelah beberapa tokoh mengalami kematian, dan yang lain berakhir bahagia. Apakah akan bahagia seterusnya? Atau itu awal dari petualangan lain?

Pertanyaan pun terus bergulir, ke mana sebenarnya Maya? Apakah benar Pramono mengkloning anaknya, Newton? Kalau iya, di mana dia? Pesan moral yang ingin disampaikan Penulis adalah: jika dirimu memiliki pengetahuan, uang, kekuasaan dan kesempatan, jangan lantas disalah gunakan untuk bermain menjadi Tuhan. ‘Mendapatkan’ dan ‘kehilangan’ adalah satu paket yang harus dilalui semua manusia, tidak bisa menjadikan itu sebagai alasan untuk melanggar bioetika dan hukum alam. Tentang cinta, Penulis mencoba mengatakan bahwa memang bukan cinta namanya jika harus bertepuk sebelah tangan, tapi cinta tak bisa dipaksakan. Cinta selalu murni, jujur dan baik, tapi efeknya terhadap manusia adalah luar biasa. Senyawa itu menjadi sumber energi maha dahsyat bagi mereka untuk melakukan hal-hal yang tak terduga, untuk kejahatan atau kebaikan.

Bagi mereka yang mencintai film dan novel bergenre sains fiksi, pasti tidak akan kecewa setelah membaca buku ini. Imajinasi pembaca dibiarkan liar, memvisualkan berbagai tempat, peristiwa dan ekspresi yang terjadi dalam tiap sub bab yang dikemas menarik.  Bagi mereka penyuka novel genre lain, patut mencoba membaca buku ini untuk menemukan sudut pandang yang baru tentang literasi karya anak bangsa. Tak kalah dengan penulis luar negeri yang karya-karyanya diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar